Download Pedoman Hari Pahlawan Tahun 2019 (pdf)

Pedoman Hari Pahlawan Tahun 2019 (pdf) 

Sedikit Pengantar Sejarah

Setiap tahun bangsa Indonesia memperingati Hari Pahlawan pada tanggal 10 November. Hari Pahlawan tersebut berdasar sejarah pertempuran yang berlangsung pada tanggal 10 November 1945 antara tentara dan milisi pro kemerdekaan Indonesia melawan bertempur melawan tentara sekutu NICA (Netherlands-Indies Civil Administration) dan sekutunya. Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, belanda bersama pasukan sekutu kembali ke bumi Indonesia untuk menancapkan kembali keuasaanya terhadap negeri ini sebagai bagian dari negara koloninya. Hasrat Belanda tersebut bisa jadi lahir karena sejarah panjang mereka meduduki Indonesia yang dalam banyak catatan sejarah berusia kurnag lebih 3,5 abad. Setelah sebelumnya harus dipaksa angkat kaki oleh Jepang pada periode yang bertepatan dengan dipicunya perang dunia ke 2 karena invasi Jepang dan negara-negara Komounis seperti Uni Sovyet ke berbagai negara termasuk Indonesia. 

Perang Dunia ke 2 dan Konflik Ideologi Negara

Lebih spesifiknya, perang dunia ke 2 selain daripada pertentangan kepentingan terhadap politik imperialisme fisik dalam bentuk penjajahan dan pembentukan negara-negara koloni di berbagai penjuru dinia, juga karena pertentangan ideologi antara negara. Setidaknya pada saat itu terdapat 3 blok ideologi yakni Blok komunis yang dkomandani Rusia, Blok demokrasi kapitalisme yaitu Perancis, Inggris, Amerika Serikat, dan Belanda, serta Blok Fasis, yang terdiri atas Jerman, Italia, dan Jepang.

Invasi Jepang ke Indonesia bisa jadi adalah efek dari pertentang ideologi yang kemudian termanifestasi dalam bentuk imperialisme kekuasaan. Alhasil perebutan wilayah kekuasaan dan jajahan antara satu negara dengan negara lainnya terjadi di seluruh penjuru dunia. Hingga Indonesia yang sebelumnya ada wilayah koloni Belanda, dikenal dengan sebutan Hindia Belanda, jepang menancapkan kekuasaannya di Indonesia, merebutnya dari Belanda pada tahun 1942. Hingga kemudian berakhir pada tanggal 17 Agustus 1945 seiring dengan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia oleh Soekarno dan M. Hatta atas nama bangsa Indonesia. 



Tepatnya pada tanggal 25 Oktober 1945 tentara Belanda dan Inggris mendarat di Indonesia. Pertempuran awalnya pecah pada 30 Oktober, lalu puncaknya pada tanggal 10 November 1945 di Surabaya. Kedatangan kembali belanda dengan membonceng tentara sekutu ini disambut perlawanan oleh pejuang kemerdekaan Indonesia. Alhasil korban berjatuhan baik di kubu tentara sekutu maupun ribuan penduduk karena perang tersebut. 

Peran Tokoh dalam Perang 10 November 1945

Momentum 10 November 1945 dikenal juga karena gerakan tokoh-tokoh bangsa ini dalam menggelorakkan semangat perjuangan dan perlawanan terhadap tentara penjajah. Para tokoh tersebut diantara adalah Bung Tomo, KH. Hasyim As’ari, KH. Wahab Hasbullah serta kyai-kyai pesantren lainnya. Para kiyai yang notabene memimpin pesantren tersebut menggerakkan santri-santrinya untuk turut serta bergabung dalam barisan rakyat menentang invasi pasukan penjajah.

Pada perang 10 November 1945 tersebut muncul slogan atau semboyan-emboyan yang melekat di telinga kita hingga hari ini. Salah satu smboyan tersebut adalah “Merdeka atau Mati”. Semboyan tersebut memiliki makna tentang pentingnya meperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan melebihi nyawa kita. Aspek yang bermuatan nilai-nilai pengorbanan, nasionalisme dan patriotisme menjadi pelajaran penting dari makna semboyan ini. 

Kata-kata Bung Tomo yang terkenal dan sering dikutip, berasal dari pidatonya adalah :
............
“Selama Banteng-Banteng Indonesia masih mempunyai darah merah, yang dapat membikin secarik kain nputih merah dan putih, maka selama itu kita tidak akan menyerah kepada siapapun juga. Merdeka atau Mati!” 
............
“Kita tunjukkan bahwa kita ini adalah benar-benar orang yang ingin merdeka. Lebih baik kita hancur lebur daripada tidak mereka. Semboyan kita tetap : Merdeka tau Mati.!”
............
Sementara itu KH. Hasyim As’ari adalah tokoh yang juga memiliki peran besar menggerakkan perlawanan melawan tentara Inggris di Surabaya. Tokoh pendiri Nahdlatul Ulama (NU) tersebut mengeluarkan Resolusi Jihad,yang menjadi motor penggerak perlawanan rakyat. Dalam beberapa kajian sejarah, gelora perlawanan berapi-api dari rakyat Indonesia dipicu oleh fatwa KH. Hasyim As’ari yang kemudian dikenal dengan Resolusi Jihad.
5 Fatwa Resolusi Jihad sebgaimana dikutip dari buku yang ditulis oleh Lathiful Khuluq berjudul Fajar Kebangunan Ulama, Biografi Kiyai Hasyim Asyari, yakni, 

Pertama: kemerdekaan Indonesia yang diproklamasikan pada 17 Agustus wajib dipertahankan.
Kedua: Republik Indonesia sebagai satu-satunya pemerintahan yang sah harus dijaga dan ditolong.
Ketiga: musuh Republik Indonesia yaitu Belanda, yang kembali ke Indonesia dengan bantuan sekutu Inggris, pasti akan menggunakan cara-cara politik dan militer untuk menjajah kembali Indonesia.
Keempat: umat Islam terutama anggota NU harus mengangkat senjata melawan penjajah Belanda dan sekutunya yang ingin menjajah Indonesia kembali. 
Kelima: kewajiban ini merupakan perang suci (jihad) dan merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang tinggal dalam radius 94 kilometer, sedangkan mereka yang tinggal di luar radius tersebut harus membantu dalam bentuk material terhadap mereka yang berjuang.

Peran KH. Hasyim As’ari dengan Resolusi Jihadnya, menjadi bukti betapa ulama serta kiyai menempati posisi penting dalam perjuangan dan upaya mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Para tokoh dari berbagai kalangan termasuk ulama yang memiliki peran besar dalam mendorong perjuangan dan perlawana terhadap penjajah tersebut, memicu gerakan rakyat dan santri untuk melakukan perlawanan terhadap tentara sekutu yang puncaknya terjadi pada tanggal 10 November 1945 di Surabaya. 

Peristiwa perang 10 Nevember 1945 tersebut, kemudian ditetapkan pemerintah sebagai Hari Pahlawan, yang wajib diperingati setiap tahunnya, utamanya instasi-instansi pemerintah. 

Pedoman Peringatan Hari Pahlawan tahun 2019

Pada tahun 2019 ini, sebagaimana taun-tahun sebelumnya, pemerintah melalui Kemeterian Sosial dan Panitia Hari Pahlawan menerbitkan Pedoman Peringatan Hari Pahlawan. 

Beberapa poin dalam buku Pedoman Peringatan Hari Pahlawan tahun 2019 ini mencakup maksud dan tujuan peringatan hari pahlawan dan Tema. Berikut kutipannya;


Maksud dan Tujuan Peringatan Hari Pahlawan tahun 2019:

Maksud:
Mengenang dan menghormati perjuangan para pahlawan dan pejuang dalam mempertahankan kemerdekan.

Tujuan :
  1. Membanguna ingatan kolektif untuk menggerakan kesadaran berbangsa dan bernegara yang diimpleenntasian dlam kehidupan sehari-hari.
  2. Memperkokoh Nilai-nilai Kepahlawanan, Keperintisan dan Kesetiakawanan Sosial demi tegak dan utuhnya NKRI.
  3. Meningkatkan kebanggaan sebagai bangsa danneara Indonesia.

Adapun Alternatif Tema dalam peringatan Hari Pahlawan tahun 2019 ini adalah:

"Aku Pahlawan Masa Kini"


Demikian pengantar yang cukup panjang dalam postingan berjudul Download Pedoman Peringatan Hari Pahlawan tahun 2019. Untuk mendownload dokumen (pdf) pedoman hari pahwalawan 2019, silahkan klik tautan di bawah (google drive).

Download Pedoman Hari Pahlawan Tahun 2019 Format PDF 

Komentar