Himpunan Mahasiswa Islam (HMI)
Sejarah Singkat
Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) didirikan di Yogyakarta pada 5 Februari 1947 yang diprakarsai oleh Lafran Pane. HMI adalah organisasi mahasiswa Islam yang pertama dalam sejarah bangsa Indonesia. Sejarah HMI menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari sejarah Indonesia dan umat islam di Indonesia. Hal ini disebabkan karena sikap HMI yang memandang Indonesia dan islam sebagai satu kesatuan integrative yang tidak perlu dipertentangkan.
Bila membicarakan sejarah HMI maka tidak terlepas dari sejarah bansa Indonesia itu sendiri. Sejarah HMI merupakan bagian dari sejarah bangsa Indonesia, dimulai dai mempertahankan kemerdekaan, penumpasan PKI pada masa Orde Lama dan dilanjutkan sejarah Indonesia pada masa orde baru.
Hingga saat ini HMI masih tetap hadir dan memberikan perananannya pada bangsa Indonesia. Menurut Agussalim Sitompul dalam buku “Sejarah dan Perjuangan HMI (1947-1975)[1], latar belakang berdirinya HMI ada tiga faktor yaitu: Pertama, situasi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kedua, kondisi umat Islam Indonesia. Ketiga, situasi dunia perguruan tinggi kemahasiswaan.
Latar belakang berdirinya HMI tersebut menjadikan corak perjuangannya yang mengawinkan antara Islam dengan kebangsaan. Dalam konteks ini pandangan bahwa agama, dalam hal ini Islam, tidak bertentangan samasekali dengan gagasan atau konsep kebangsaan Indonesia. HMI menjadi organisasi yang menjadi motor penggerak intelektualisme generasi bangsa.
Dengan lahirnya banyak tokoh bangsa dari rahim HMI, membuktikan peranannya yang sangat vital dam mendorong generasi yang mampu menjadi benteng pertahnan sumberdaya manusia bangsa ini. Di tengah perkembangan zaman yang menggandeng berbagai ideology asing yang cenderung merusak, HMI hadir dengan alternative-alternatif yang memecahkan masalah.
Demikianlah sejarah singkat HMI, peran pentingnya dalam menjaga keseimbangan kehidupan berbangsa, beragama dan bernegara di Indonesia.
Berikut adalah link logo HMI dalam format jpg, png, dan cdr.
Referansi:
1. Lafran Pane, "Keadaan dan Kemungkinan Kebudayaan Islam di Indonesia" dalam Agussalim Sitompul, HMI Mengayuh di ANtara Cita dan Kritik, Yogyakarta, Aditya Media, 1997
2. https://pbhmi.info
Komentar
Posting Komentar